Senin, 07 Juni 2010

AKU & DIA


                                               AKU dan DIA

 

Dulu aku fikir bahwa aku adalah gadis paling beruntung karena ada anak laki-laki seperti dia yang TULUS mau menjadi pacarku, tanpa menuntut apapun dariku, tanpa embel-embel apapun dari namaku dan sebagainya.

Dulu aku berfikir bahwa aku adalah gadis yang cukup lebih dewasa dari Dia hingga terlintas difikiranku bahwa aku mengerti Dia lebih dari yang Dia tahu, bahwa Dia masihlah anak ABG yang masih bisa JUJUR seperti kebanyakan lainnya.

Dulu juga aku berfikir bahwa AKU adalah satu-satunya yang bersanding di dekatnya.

Tapi itu semua DULU, ketika aku masih selalu berfikir positive dari dirinya.

Bukan sekarang dan kemarin ketika aku tahu bahwa AKU bukanlah satu-satunya yang bersanding di dekatnya.

Jangan tanya bagaimana rasanya, sakit tentu saja, perih juga, kecewa apalagi.

Bayangkan saja ketika orang yang sangat kamu sayangi dan kamu percaya tiba-tiba berbicara dihadapanmu bahwa telah membohongi dan mengkhianatimu selama 33hari, betapa dahsyatnya luka itu hingga setetes air mata pun tak sanggup untuk menetes di kedua pipimu.

Masih sangat kuat dalam fikiranku ketika Dia berbicara tentang kejujurannya, bahwa bukan hanya AKU, tapi ada yang lain, terbesit dalam otakku, ’kenapa?’

Berulang-ulang selalu kutanyakan hal itu padanya, tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.

Aku sebagai yang tersakiti disini, aku bahkan sangat berhak tahu apa dan mengapa Dia berlaku demikian.

Lalu teringat saat dimana Dia mengungkapkan persaanya padaku, tidakkah Dia ingat pada kekasihnya yang lain?

Entahlah, aku sendiri bahagia saat itu, bahagia ketika aku tahu aku akan bersamanya. Bahagia ketika aku tahu dia menyukaiku J tanpa aku tahu bahwa Dia sudah ada yang memiliki.

Tapi disisi lain aku juga berfikir kali ini, ’apa yang ada dibenaknya saat itu? Hingga dengan serakahnya dia memintaku untuk menjadi kekasihnya tanpa dia berfikir apa yang akan terjadi selanjutnya?’.

Sangat gegabah kurasa, Dia mungkin belum bisa berfikir jauh apa yang akan terjadi nantinya, ini tentang perasaan meeen, bahkan yang mengaku tak punya otak pun akan berfikir dua kali ketika akan memacari dua wanita sekaligus.

Atau mungkin justru karena Dia merasa sangat hebat hingga Dia berfikir bahwa Dia bisa menyembunyikan semuanya hingga Dia tahu pasti mana yang akan menjadi pendampingnya.

Lalu sampai kapan? Atau jika kekasihnya itu tak pernah memergokinya sedang ada main denganku, Dia tak akan pernah jujur tentang semuanya?!

Apa yang ada dibenaknya saat itu, tidakkah Dia tahu betapa aku sangat menyayanginya, tahukan Dia seberapa besar luka yang akan Dia goreskan di hatiku ketika aku tahu bahwa aku hanyalah sekedar kekasih keduanya, atau bisa dibilang selingkuhan?

Oh Shit, muak aku memutar otakku berkali-kali untuk menerka-nerka apa yang Dia fikirkan dan rencanakan.

Jika kekasihnya itu tak tahu, lalu sampai kapan? Satu, dua bulan lagi, satu tahun, bahkan beberapa tahun?

Bahkan kata maaf pun tak meluncur dari bibirnya ketika Dia dihadapkan padaku, punyakah Dia sebuah inisiatif untuk meminta maaf padaku, seseorang yang sangat terluka karena kelakuannya, karena ego besarnya itu.

Jika Dia tahu, satu maaf darinya akan mampu menghapus semua dustanya selama satu bulan lebih itu. Tapi pada kenyataannya? Kata itu tak pernah keluar dari mulutnya.

Aku tak butuh sms, atau telepon darinya untuk minta maaf.

Aku hanya ingin dia memandang mataku dan mengucapkan satu kata ’maaf’. Sulitkah itu untuknya?

Oh God. Aku kecewa dengan Dia, tapi aku sangat menyayanginya. Aku membutuhkannya untuk selalu ada di dekatku, memelukku ketika aku rapuh, memberi aku support, meluncurkan banyolan-banyolan ketika aku sedang tak ada mood.

Tapi itu DULU, bukan SEKARANG saat aku sangat mengerti bahwa Aku dan Dia bukan apa-apa lagi J

Tapi mengertilah, aku ’sangat’ menyayanginya.

 

JUJUR, sulit bagiku melupakan sosoknya.

Begitu banyak kenangan yang Dia ukir di hatiku selama satu bulan lebih ini. Dialah yang tanpa disadarinya membuatku tersenyum bahkan tertawa ketika aku menangis.

TAPI Dia juga yang dengan disadari telah mengubah segala senyum dan tawaku menjadi air mata yang tak pernah habisnya ketika aku mengingat perih yang Dia tanamkan di hati terdalamku.

GAK, aku gak akan bisa seperti ini terus-menerus, SEKARANG boleh aja aku berfikir aku tak pernah bisa melupakan dan menghapus bayangnya dari hidupku.

Tapi itu hanya pikiranku saja kok J

Dulu waktu aku disakitin ma mereka yang laen juga aku bilang gitu, Tapi toh aku juga akhirnya bisa mengusir jauh jauh anganku tentang mereka.

Kalo dulu berkali-kali aku bisa, kenapa kali ini gak bisa? Aku bisa kok J

Yaaa J

Aku BISA J

Insyaallah ya Allah J AMIN

 

 

Tertulis untuk ADIB LUTFIANTO (bebek.kwek.kwek)

 

 

With Love,

 

ANJANI, mss. Bawel