Minggu, 28 Maret 2010

tentang AYAH

ehm, aku cuma ngambil dari catetan blog temenku :D

tapi aku yakin, ini bagus banget buat dibaca :D



YANG TIDAK BISA DIUCAPKAN Ayah / Bapak / Romo / Papa / Papi kita..

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.... Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak
boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu... Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut... ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang? "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa.... dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya.... Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa
pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa.... Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik.... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih.... Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita... Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat... Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..


Tulisan ini aku dedikasikan kepada teman-teman wanita ku yang cantik, yang kini sudah berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk teman-teman pria ku yang sudah ataupun akan menjadi ayah yang HEBAT !

Yup, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Bapak / Romo / Papa / Papi kita... tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya ;)

CINTAI DAN HARGAI AYAH KALIAN SELAGI MASIH DIBERI KESEMPATAN. suatu saat kalian pasti merindukan mencium kedua tangan yg telah membesarkan kalian.

Jumat, 12 Maret 2010

SUNGAI DALAM LAUT, Cenote Angelita di Meksiko (Mexico)





Pertama aku denger dari temen sekolahku, Yah percaya gak percaya sih, tapi lebih banyak gak percayanya. Mana bisa sungai ada di dalem lautan yang airnya melanglang buana gitu. Awal aku pikir langsung imajinasi di Spongebob, dan ku pikir IMPOSSIBLE, tappi setelah aku browse ternyata ada beneran di Cenote Angelita di Meksiko (Mexico)

ini beberapa cuplikan cerita yang aku dapet ,


Seperti yang di beritakan Crystalkiss.com, saat Anatoly berada pada kedalaman di bawah dari 30 meter ia dan timnya menemukan air tawar di tengah air laut, namun setelah mereka menyelam lebih dalam lagi, yakni melewati kedalaman 60 meter kondisi berubah dan mereka menemukan air laut lagi .

Kira-kira beberapa meter dari lokasi air tawar itu di temukan gua, kemudian tepat di bawah gua para penyelam menjumpai sungai berserta dedaunan mengapung di kolam air berserta pohonnya

Namun begitu, sungai itu bukanlah seperti yang biasa kita lihat di daratan, namun hanya mirip seperti sungai berserta lapisan air yang warnanya agak kecoklatan

Tapi air yang mempunyai warna agak kecoklatan sebenarnya bukan berasal dari air tawar. Tapi warna kecoklatan tersebut adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida adalah gas yang biasa di temui dari saluran pembuangan kotoran

Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang.

“Di kedalaman 60 meter saya menemukan kembali air laut. Saya melihat sebuah sungai, pulau, lengkap dengan daun yang berguguran. Tapi sungai yang kami lihat adalah lapisan dari gas hidrogen sulfida,” kata Anatoly.




MY PIC :D

just my simple pic, but i like it :D

KUCING-KUCINGAN DI PERPUSTAKAAN


THIS IS OUR STORY WHEN WE WERE OUT FROM BU KOES CLASS
TOKOH :
Anjani Siswosoegitha (saya) Putri Hapsari Rr. Vivi A. Hermadeta W.S Anggun Mayasari Intan Fitri A.

jadi gini ceritanya, waktu itu hari Jumat tanggal 5 Maret 2010. ceritanya hari itu kita pertama rombel abis 4 hari tes SAPU JAGAT. ceritanya sih kita gak tau kalo ada perubahan jadwal. kalo biasanya, atau minggu sebelomnya, jadawal istirahatnya 30 MENIT. yaa biasa lah anak SMP, kalo lagi break pasti larinya ke kantin depan, jajan, nggosip ngalor ngidul, curhat curhat, dsb. pas lagi di tangga kantin, kita ketemu sama Bu Yuni, dan ada sedikit dialogue .
Bu Yuni : "Lho, kalian gak masuk kelas? udah masuk toh?"
Ovin : " belom, Bu. kan istirahatnya 25 menit"

Bu yuni : "oh" (pergi)

Aku : "30 menit"

Ovin : "ada perubahan jadwal kok, jadi 25 menit"

Aku : "oh gitu, berarti masih berapa menit?"

Ovin : "masih lama"

terus aku bilang ke temen-temen yang aku sebutin di atas sama ada Anik Wahyuni juga.
Disini awal mulanya, Anik cerita kalo si "piiiiiiiiiiiippp" fitnah Deta, blablablablabla .. . terus keterusan lama-lama ngobrolnya, eh kok tiba-tiba sepi gitu ya kantinnya, terus ovin pergi ke kelas, kebetulan kelasnya Bu Narsih, disusul Vivi juga pergi. Gak lama kemudian Aku, dkk juga mau ke kelas. Berhubung udah sepi. Di jalan ketemu Pak Wawan, di ajak senyum kok melengos, kenapa yaaa ? tumben banget, sumpah :p Gak lama kemudian pas nyampe samping kelas C1, Vivi lari-lari terus bilanh, "KITA GAK BOLEH MASUK KELAS" dialogue Vivi dan Bu Koes vivi : "Misi, mom, boleh masuk?"
Bu Koes : "nsfyhsdighdfyhgtifdhgufygufhgfjhgu" dalam bahasa Inggris yang artinya Vivi gak boleh ,masuk.

Vivi : beneran nih mom gak boleh masuk

Bu Koes : IYA

JLEGEEEEEEEEEEEEERRRRRRRRRRR . .
buat aku sendiri berasa ditampar pake matras sekolah yang biasa buat senam lantai (bauk banget sumpah gila -____-) gak tau yang laen ngerasa gimana, tapi aku yakin pasti gak beda-beda jauh alias ,mirip :p gak lama setelah itu berhubung ada Pak Darto lewat, kita takut+malu kalo ditanyain kenpa gak masuk kelas, makanya kita lari ke atas tangga deket situ, yang nyambungin ke ruang-ruang kelas atas,
Unknown : kita mau kemana nih ?"

Unknown : Perpus aja !

breguduk breguduk breguduk dengan sigap kita lari ke perpus yang kalo dari tangga belok kiri, tapi yang bikin malang lagi ADA KAMERA SISI TIVI ! alhasil beberapa dari kita nunduknunduk biar gak ketangkep kamera sisi tivi itu. busett dah, sekolah ku, SMP N 4 PAKEM gaya bener yak pake kamera-kameraan segala -___-'' kita sampe di perpus and ada di sela-sela antar rak buku, ngendaliin pikiran yang emang udah shock, malu, buyar, bingung, marah, kecewa, pokoknya jadi satu semua deeh, dijamin nyaingin gado-gado >,< kita bahas-bahas masalah itu, yang jelas PROBLEM nya cuma KITA GAK TAHU ADA PERUBAHAN JADWAL KAYA KELAS BIASA BUKAN ROMBEL
semua itu belum berakhir sampe kita ketemu sama Bu Frida, kita maen kucing-kucingan sama dia, berhubung kita gak mau disindir-sindir+digosoipin seantero sekolah, kita ngumpet-ngumoet biar tuh guru gak liat kita-kita T.T kalo gurunya ke kanan, kita jinjitjinjit ke kiri, kalo ke kiri, kita jinjit-jinjit ke kanan, dan tau gak sih, susah jinjit-jinjit kesono kemari dalam keadaan shock berat, dek-dekan dan GEROMBOLANAN, beuh , serasa mau pingsan n nyungslep ke dalem bumi deeh ( tapi syaratnya buminya dah dihujani es, jadi gak penuh magma) kita bertahan diposisi itu kurang lebih sampe 65 menitan, bayangin aja !! huuuuuuuuuuuuuuuuuuuufft . . . :o gak lama kemudian tuh guru nlewatin rak kita, berhubung kita capek terus jinjit-jinjit larinya kurang cepet, anggun sama aku ke gepp ma bu frida, huuhuhuhuhuhu T.T MALU abis deeh, mana pake sebutin nama, di depan sisi tivi pula ! LENGKAP SUDAH >,<
kita juga sempet makan-makan, dan jarak waktu per kunyahan jadi lama lama banget, mungkin kalo ditulis bunyinya gini deeh, kreek . . . . . . . .. . . . krek. . . . .. . . . .krek . . . . . .. . padahal bunyi normalnya, krekkrekkrekkrek . . .
dua jam pelajaran atau sekitar 90 menit akhirnya berakhir juga, kita lari ke ekals.

berhubung Bu Koes gak ada di kelas, esok nya kita-kita minta maaf,
pertama Deta sendirian, truas yang laen selaen aku ma anggun, anggun gak berangkata gara-gara sakit (kumat, biasa) aku minta maaf sendiriran, Takut sumpah, dibilang temen temen diomelin, untung pas aku malah dicengengesin, heheehe :p

THIS IS OUR STORY :D



Rabu, 03 Maret 2010

Ulang Tahun Kita


Ulang Tahun Kita
Oleh : Alifah Yuli Nugraeni

untuk : V-doll









Tepat satu tahun sudah kita bergandeng tangan, mengikat janji sejati, menganyam jalan kehidupan, menguntai perjalanan, dan merangkai bunga. Tapi sayang, rangkaian bunga itu terbengkelai begitu saja di pojok ruang hati kita masing-masing, sayang tangan kita sudah mulai rapuh untuk bergandengan, janji kita yang telah terikat tak dapat sekuat dulu lagi mengiringi hari-hari cerah kita. Anyaman itu telah lapuk sebelum dilelang, perjalanan itu terhenti terhalang batu yang sangat besar. Canda tawa yang dulu bisa saling menghapus luka kini telah hilang, tersirat di dalam lubuk hati, mengena di angan akal pikiran kita, kata yang dulu sering terucap “WE ARE VIDOLL FAMILY” Mungkin hanya tinggal kenangan semua yang telah kita lalui bersama. Semua itu telah terpigura, tapi sayang pigura itu belum dirapikan masih berserakan penuh dengan masalah satu sama lainnya. Kita tahu, mungkin sangatlah susah untuk bisa bersatu padu utuh seperti dulu. Tapi, aku mohon untuk tak ada perpecahan lagi antara kita, aku mohon kita bisa bersatu walaupun tak semulus perjalanan kita dulu. Kita semua tahu “Sesungguhnya tak ada persahabatan yang sempurnya, melainkan hanya orang-orang yang berusaha dalam menggapai kesempurnaan (refrain)”
Satu tahun lalu tepat di malam ini kita bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing kita untuk membuat canda tawa. Sungguh indah malam itu, walau ada sedikit tangis di pipi tetapi ternayata masih bisa terbahak tertawa di dalam hati. Sungguh indah saat itu kita mendengarkan ungkapan perasaan, dan hati satu sama lainnya. Mungkin karena kepergiannya (seorang perempuan) dari ruangan kita membuat kita merasa semakin nyaman dan dekat. Ternyata aku merasa bahwa kehidupan persahabatan itu sangat berarti, sehingga semua bisa kita ambil hikmahnya. Satu tahun berlalu, dan berjalan begitu cepat, tak terasa usia kita telah bertambah. Banyak kenangan yang telah kita buat. Banyak angan yang telah terwujud, tapi masih jauh lebih banyak angan yang masih melayang. Aku ingin yang dulu bisa kita perbaiki untuk kedepan, dan terus ada dalam kenangan di masa mendatang. Yang lalu biarlah sudah. Pohon meranggas telah menggambarkan persahabatan kita yang lebih sering gugur, dan lama untuk bersemi. Kita tetap teman, walau mungkin kita bukan sahabat yang seperti dulu lagi. Aku tahu, dan kita alami, di saat kita akan bersatu kembali, pasti akan ada banyak hati yang terluka karena setiap individu sudah punya orang yang jauh lebih dekat daripada kita sekarang. Jadi, ini mungkin jalan yang terbaik untuk kita. Tapi jangan pernah lupakan yang dulu, dan jangan pernah lupakan jasa-jasa sahabat kita dulu. Jangan pernah lupakan kebersamaan yang kita lalui, suka duka, manis pahit, dan asam basa kita lalui bersama. Saat kita menangis, dan tertawa kita ada bersama. Saat satu orang terluka semua ikut merasa duka bahkan lebih dalam dari yang dirasakannya. Saat ada yang bahagia rasa itu turut bertebaran ke hati yang lainnya. Mungkin kita harus menata pigura yang masih berantakan, agar jika dilihat menjadi indah, mungkin kita harus tersenyum bahagia, dan menyiratkan luka di hati masing-masing atau di hati kita ber-6 saja. Tak usah luka, dan duka itu menjadi rahasia umum yang bisa menjatuhkan nama kita. Janji kita tetap harus kita pegang, rahasia kita waktu bersama dulu tak usah dibongkar di dunia luas, mungkin semua individu ada perasaan menyesal, dan kecewa. Tapi bukan berarti kita harus menghilangkan rasa kecewa itu dengan menjatuhkan satu sama lain. Ingat, mungkin ADA mantan SAHABAT, tapi ENGGAK ada mantan TEMAN. Jadi kita tetap berteman walau mungkin sebagian sudah tidak bisa menjadi sahabat seperti dulu lagi. Jujur buat aku sendiri awalnya susah melepaskan kalian yang sudah lumayan lama ada di hati, dan hariku. Mungkin tahun 2009 lah yang telah membuat kita tertawa, dan menangis bersama. Ucapan terimakasihku pada kalian semua tulus dari hatiku karena kalian-lah yang terbaik saat itu. Ingat teman , di kamar 204 di wisma kuningan kita bersatu, dan tertawa. Mengenal satu sama lain, dan di sanalah juga kita bisa bersatu padu membangun benteng yang kokoh. Membangun kekompakkan satu sama lain, membangun rantai untuk dijadikan pengikat antara yang satu dan yang lain. Membuat pengalaman mengesankan yang buat aku bodoh tapi sangat berarti. Aku sayang kalian semua temanku. Banyak hal yang masih aku ingat tentang kita, tentang masing-masing dari kalian yang tidak bisa aku tuliskan di sini semuanya karena aku bingung mau nulis dari mana, dan aku enggak tahu nanti berhenti di mana. Mungkin hanya ada sedikit hal yang bodoh banget, dan mungkin enggak berarti buat kalian tapi sangat berarti buat aku. Dear all ex. Vidoll family : “Ristaa, aku masih ingat kamu menangis karena suatu masalah, kamu terbelit dalam kesusahan. Tapi saat itu kami mau mengantarkan kamu untuk memecahkan masalahmu. Walau sekarang aku sudah sedikit lupa masalahmu. Di malam saat kami bercerita, kami pikir kamu nangis tapi ternyata kamu tertawa hanya karena malu kamu terus menutupi mukamu. Aku masih ingat kalo kamu selalu menggambar 6 orang cewek dengan inisial vidol di kertas ujian, aku masih geli dengan gambar yang menunjukkan Aiia, aku masih inget kalo kita berangkat pagi bareng sering take foto yang aneh-aneh.” Aku rindu itu. “Ani, Ria, aku masih ingat kalian selalu duduk semeja dengan kursi yang selalu bersatu. Kalian sama sekali tak mau dipisahkan. Aku masih ingat saat kita bertiga bernyanyi bersama di samping S1, salah satu dari kalian berkata bahwa suara kita padu, dan cocok untuk nyanyi bersama.” Aku ingin kita bernyanyi lagi. “Ria, aku masih ingat perjuanganmu untuk menyatukan aku bersamanya makasih banyak ya….. walau mungkin sedikit susah tuk terwujud tapi semoga itu bukan mimpi. Aku berdoa kamu bisa ambil hikmahnya.” Aku pengen kamu kayak dulu lagi, aku sedikit aneh dengan sikapmu sekarang. “Ani, aku masih ingat kalo aku banyak belajar tentang indahnya rasa cinta, dan kesetiaan dari kamu, aku banyak dapet pengalaman juga dari kamu.” Aku kangen kamu. “Aiia, aku masih ingat kamu teman sebangkuku saat kelas 8a. Aku masih SANGAT ingat saat kamu bilang aku itu sering kurang teliti. Aiia bagaimana pun kamu aku sayang sama kamu. Aku tahu kamu enggak suka aku nyanyi, dan aku tahu suaraku emang aneh kalo nyanyi, Aiia, banyak banged kenangan kita yang mungkin kalo ditulis bisa jadi suatu novel yang amat panjang. Aku masih ingat saat kamu bilang “YANG NAMANYA CINTA ITU ENGGAK AKAN NGERUBAH KAMU, JADI BUKAN CINTA KALO KAMU BERUBAH KARENA DIA.” Banyak banged rahasiaku yang ada di kamu. Aku masih inget kalo aku sering banged buat salah sama kamu sampai sekarang, sampai kamu mukulin aku terus kita lari-lari kejar-kejaran. Aku masih inget waktu kamu ngambek sampai nangis, dan aku masih bingung sampai sekarang, Sebenernya apa masalahnya? Aku masih inget waktu kamu bilang sama aku kamu itu enggak sopan, Fah. Kamu harus lebih sopan dan tau etika. Aku masih inget waktu listening bahasa inggris lagu yang kita pilih bertentangan. Nah, aku minta maaf banged ya aiia. Aku punya banyak banged salah sama kamu. Aku udah banyak banged belajar sekaligus ngerepotin kamu.” Aku sayang banged sama kamu, aku kangen kamu. “Nida, aku gak tau harus darimana aku tulis tentang kamu karena banyak banged kenangan indah kita. Mungkin pertama aku harus bilang makasih ke kamu udah bantuin aku untuk mewujudkan aku bersamanya. Aku makasih banged kamu udah buat aku banyak tahu tentang dia yang aku damba. Da, makasih banged buad semuanya. Aku tahu mungkin yang kita rasakan sama, dan apa yang kamu katakana itu bener banged “JANGAN BERANGAN TERLALU TINGGI NANTI KALO JATUH SAKITT.” Aku sayang kamu, Da. Mungkin kalo aku boleh bilang sama kamu, Jadilah Nida yang feminim, Nida yang kayak dulu. Jangan putus asa di tengah jalan MAS N masih nungguin kamu. Jadi orang jangan terlalu mudah merasa bersalah.” Love you. Aku minta maaf sama semua karena aku banyak salah, dan udah banyak banged ngerepotin. Dan aku juga ngucapin rasa syukur, dan terimakasihku pertama pada ALLAH yang telah mempertrmukan aku dengan kalian. Kedua pada kalian yang telah mau ada di hidupku, banyak membantuku, dan memiliku arti khusus bagiku. Aku masih ingat saat Ristaa mencetuskan nama buat kita VIDOLL FAMILY. Vi berarti sempurna dari bahasa Perancis, dan Doll berarti boneka jadi kita boneka yang lucu dan mungkin sempurna. (aiia : stupidoll, ristaa : brokendoll, riaa : dodoll, anii : odoll, alifah : sapidoll, nida : ….. (blablabla)doll ? maaf nida, aku lupa). Sekarang sudah genap kita ada satu tahun lamanya, walau semua sudah terpecah belah tapi aku yakin rasa sayang dan cinta masih selalu ada terbesit di antara luka dalam benak, naluri, sanubari, akal, dan di dalam lubuk hati terdalam kita semua. WE MUST LOVE EACH OTHER. HAPPY BIRTHDAY FRIENDS, HAPPY BIRTDAY VIDOLL FAMILY :). Maaf kalo aku banyak nulis kesalahan di note ini teman-temanku, dan sahabat-sahabatku.




an impossible fool feeling

I have been punish my self
just because my fool feeling
a feeling that unwilling
like an old dust at the corner of a shelf

every second that i spent with you just unpredictable
everything just like a funtastic miracle
comes to my heart with many of spectrum's springkle
and sometimes makes my logic says that all are unbelievable

now i fall down uncoloured
so dark with my blind eyes that uncontrolled
the answer of my feeling that so impossible
but i know that all my feelings are unchangeable

but my feeling still unbroken
even though it's never unbidden
it's so confuse when i think of you
but as i knew before , i still loving you



ttd ,

anit :)

Jakalah Aku Tahu (drama)



JIKALAH AKU TAHU

Sebuah Drama Oleh Anjani Siswosoegitha

PELAKU

· Isolamora Theaneva Castastra Elika (Elika)

Gadis 16 tahun yang cantik dan supel

· Eldreda Samantha Subrata (Sam)

Gadis 17 tahun yang pendiam dan sosok pendengar yang baik

· Agatha Garvia Saputra (Garvia)

Cowok 17 tahun yang tertutup, cuek, romantis, dan misterius

· Faustedith Jakeh Saputra (Edith)

Cowok 16 tahun yang manis dan ramah

· Aditya Marcell Jayakertaningrat (Marcell)

Bintang sekolah yang terkenal kaya dan playboy

· Guru

· Satpam

· Wanita tua

SCENE 1

Setting menggambarkan ruang kelas yang besar dan elite di sebuah SMA Swasta khusus wanita. Di dalam ruang kelas terlihat seorang guru wanita yang sedang memanggil muridnya satu persatu untuk maju ke depan kelas dan menyerahkan tugas.

Guru : Anita Rahmantyo (terlihat seorang siswi maju ke depan)

Guru : Eldreda Samantha Subrata (Sam maju ke ruang kelas)

Sam : Ini, bu. (was-was)

Guru : Mana laporan gambar surgeonnya? (mengangkat kepala dan melirik kea rah Sam)

Sam : Maaf, Bu, belom. (senyum terpaksa)

Guru : (melirik lagi) ya sudah. Isolamora Theaneva Castastra Elika.

Elika : (maju ke depan kelas) Ini, Bu.

Guru : Nice (Guru masih memanggil muridnya satu persatu)

Elika : (kembali duduk di samping Sam) Ini sekolah masih aja melihara guru killer gitu, gak bosen apa nyiksa muridnya terus-terusan. Gak tau apa yaa ini sekolah isinya cewek semua, cewek itu mestinya dijagain, nah ini, pusing dah gua (memegang kepala)

Sam : (senyum) IDK, terima aja.

Elika : IDK?

Sam : Itu Derita Kita

Elika : Jaah lu bisa aja.

Guru : (berdeham, kelas hening) anak-anak, Minggu depan akan ada pesta dansa untuk merayakan ulang tahun Ketua Yayasan. Pengumuman lebih rinci bisa dilihat di papan pengumuman.

Teeeeeeeeeeeetttttt !!!!

Bel istirahat berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas.

SCENE 2

Setting menggambarkan sebuah ballroom yang sangat luas dengan pilar-pilar yang kokoh dan besar, beberapa guci mewah terlihat di pojok-pojok ruangan. Di ujung ruangan terdapat panggung besar, di sebelah kanan dan kirinya terdapat berbagai stand makanan internasional dan di tengah ruangn dibiarkan kosong untuk dansa para pengunjung.

Elika : Sam, dandanan gua ancur gak? (meraba-raba rambutnya) Maskara gua gimana? Gak luntur kan?

Sam : Gak kok.

Edith : (datang ke arah elika dan Sam berdiri) Hei !

Elika : Hei juga, anak mana?

Edith : Betu. Lo?

Sam : Ooh.

Elika : Beda itu SMA Boy Dua?

Edith : iya, (mengulurkan tangan pada Elika) Gua Edith.

Elika : Elika (tersenyum pada Edith) ini temen gua, Sam, (elika menyenggol lengan Sam)

Sam : Sam (wajah datar)

Edith : Lu cantik (senyum)

Elika : Thank, kelas berapa lo? Kayaknya di pesta bulan lalu gua gak liat lo.

Edith : gua anak baru, wanna dance with me?

Elika : Sorry, gua ama cowok gua.

Edith : Siapa?

Elika : Marcell.

Edith : Oh, I see (mengangguk-anggukan kepala) marcell Betu?

Elika : Iya, lo kenal?

Edith : pernah denger aja. (mengulurkan tangan ke Sam) mau gak dansa ma gua? (mengerlingkan mata)

Sam : (melirik sewot ke arah Elika)

Elika : (menyenggol lengan Sam tanda agar Sam menyetujuinya)

Sam : (mengangguk) of course (edith dan Sam pergi ke lantai dansa)

SCENE 3

Elika masuk ke sebuah ruangan bernuansa cokelat, terlihat Sam sedang sibuk dengan laptopnya dan tak menyadari kehadiran Elika.

Elika : Doorrr !!! (menggertak Sam dan menepuk pundaknya)

Sam : (menengok dan tersenyum setelah melihat senyum dari Elika lalu kembali sibuk dengan laptopnya)

Elika : Cieee, yang abis dansa sama pangeran Edith (nada menyindir dan menari-nari di kamar memeragakan Sam dan Edith berdansa)

Sam : Apaan sih, gak penting deh, El (membalikkan badan ke arah elika dan meutar bola mata)

Elika : Gua pikir, lo cocok deh ma dia (duduk mendekati Sam)

Sam : He’s not my type, honey (mencubit pipi Elika)

Elika : Aww !! (mengelus pipinya)

Sam : Rasain Lo! (tertawa puas)

Elika : Rese lo! (meninju lengan Sam)

Sam : Lo juga (menjulurkan lidah)

Elika : Eh, tadi gua disms sama Edith, katanya mau ngajak lo ama gua nonton besok, mumpung hari minggu gitu.

Sam : Gak minat deh gua, napa kita gak jalan berdua aja sih! (Sam menunjukkan wajah cemberut ke arah Elika)

Elika : Lebih rame lebih seru lah. Ntar gua ajak Marcell sekalian, jadi gua gak bete ngeliatin lo berdua, hahahah (tertawa lantang)

Sam : Berdua aja deh, yayaya?

Elika : Gak dong, besok ikut yah?

Sam : Gak janji deh (meninggalkan Elika keluar kamar dengan muka bete)

SCENE 4

Di depan sebuah bioskop terlihat Elika yang sedang gelisah melirik jam tangannya berkali-kali sambil sesekali mengipaskan beberapa tiket film, di sampingnya ada Edith yang memainkan sebuah benda yang menggantung di lehernya.

Edith : El, mana temen ma pacar lo?

Elika : gak tau, hp nya gua hubungin gak aktif semua (sibuk memegang HP dan memencet-mencet tombolnya)

Edith : Sekarang jam berapa?

Elika : (melirik ke jam tangannya) jam 12.05

Edith : filmnya mulai jam berapa, liat sini tiketnya (mengambil tiket dari tangan Elika)

Elika : (masih sibuk menghubungi Marcell dan Sam)

Edith : 15 menit lgi mulai nih, tunggu daleem aja deh, (menarik tangan Elika) ayoo.

Elika : iyaa deh (mengikuti Edith)

2 jam kemudian

Edith : Tau gini kan tadi beli tiket dua aja, El. (sewot)

Elika : Ya mana gua tau mereka kompakan gak dateng gini, gua juga bukan gipsi kali Dith (berjalan meninggalkan Edith)

Edith : (berlari menyusul Elika dan menarik tangannya) Lomarah ya? Maaf deh, gua gak bermaksud nyalahin lo.

Elika : Gua gak marah kok

Edith : Terus? (menatap mata Elika)

Elika : (mengelus perut)

Edith : Hahahahahahaha (tertawa sangat keras) Laper lo ya? Hahahahaha, kayaknya tadi dah makan Roti Boy original 4 bungkus deh.

Elika : Rese lo Dith! (berjalan cepat meninggalkan Edith)

Edith : Sorry lagi El. Gua gak maksut tadi! (berlari menyusul Elika dan menahan tawa)

SCENE 5

Sebuah Xenia hitam berhenti di depan sebuah rumah megah. Di dalamnya terlihat Elika dan Edith.

Edith : (garuk-garuk leher)

Elika : Nape lo dith? Belom mandi ya (menahan tawa)

Edith : Enak aja lo El, nih kalung gua nyangkut (menunjuk ke leher belakangnya.

Elika : Lo pake kalung? Kok tadi gak liat yah

Edith : tanyanya ntar lagi deh El. Bantuin gua lepasin ini kalung dong, gatel nih nyangkut 9menggaruk leher)

Elika : Iyaa deh sini gua bantu, gua pan baek dith. 9mendekat ke Edith dan melepaskan kaitan kalungnya)

Edith : Udah?

Elika : (mengambil kalung dari leher Edith dan menaruhnya di paha edith) Nih.

Edith : Ini berharga buat gua (mengangkat kalungnya)

Elika : (melirik ke arah bandul kalung) Kalung siapa? (terkejut dan penasaran)

Edith : (tersenyum tipis) gih pulang, udah sore.

Elika : Yaudah deh, Bye dith. (membuka pintu mobil dan beranjak keluar dan melambai tangan saaat mobil Edith merangsur pergi)

SCENE 6

Elika masih berdiri di depan rumah, mencxari handphonenya dan menelpon Sam.

Elika : Hallo, Sam.

Sam : Iya?

Elika : Gua pengen cerita, bisa dateng gak ke rumah?

Sam : Ok, tunggu 5 menit yah.

Sam membuka pintu kamar elika dan merangkul pundak Elika yang sedang duduk bersila membaca majalh.

Sam : Mau cerita?

Elika : Iyaa (mengangguk lalu menaruh majalah ke meja belajar)

Sam : Gua siap nampung cerita lo (tersenyum0

Elika : IngetGarvia?

Sam : Garvia? (diam sejenak) ngapain lo inget-inget tu cowok brengsek?

Elika : Tadi pas gua jalan sama Edith, terus pulangnya dianter dia, kalung dia nyangkut dikaosnya. Edith nyuruh gua bantuin dia ngelepas kalungnya, dan lo tau gak? Kalung yang dipake edith bandulnya setengah hati dan ada simbol “G”nya. 9menggigit bibir) lo tau kan artinya?

Sam : Emm (diam sejenak dan berfikir)

Elika : Lo bayangin deh, Cuma Garvia yang punya kalung itu kan Sam? Jawab gua dong! (elika menggoyangkan bahu Sam)

Sam : Menurut gua itu Cuma kebetulan, lagian lo juga ngerti kan, kalung model begituan gampang banget lo dapetin di toko-toko aksesoris atau perhiasan, lagian pabrik gak ngeluarin produk Cuma satu kan.

Elika : Tapi . . .(menggigit bibir)

Sam : Percaya deh ma gua

Elika : Iya gua ngerti kok, mungkin gua Cuma masi inget aja sama Gravia (memeluk Sam)

Sam : Iya (memeluk Elika, Sam terlihat salting)

SCENE 7

Elika, Sam, dan Marcell berjalan memasuki game center di sebuah mall.

Marcell : Yang mau maen apa? Nih pake member cardku aja, kemaren abis aku isi (menyodorkan member card kepada Elika)

Elika : Makasi, Yang. (mencium pipi Marcell)

Sam : eheem.

Elika : (garuk-garuk kepala) eh iya, lupa Sam.

Sam : (berjalan menjauhi Elika dan Marcell, dan mendekati salah satu permainan tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, Sam menegok) edith?

Edith : Hei, sendirian aja? Elika mana?

Sam : Ngapaen lo nanyain Elika? (sewot)

Edith : Kan lo biasanya sama dia (muka heran)

Sam : Tuh! (menunjuk ke arah Elika dan Martin yang sedang asyik bermain)

Edith : Oh. Samperin yuk.

Sam : (mengangguk)

Elika : Edith?

Marcell : siapa yang? (menarik lengan Elika menjauhi edith)

Elika : Temen aku yang, kenalin, namanya Edith, anak Beda, kemaren ketemu di Pestanya Ketua Yayasan.

Marcell : Marcell (menjulurkan tangan)

Edith : Iya, gua dah sering denger nama lo (membalas uluran tangan Marcell)

Tiba-tiba HP Marcell berbunyi.

Marcell : (mengangkat telepon) hallo, (diam sejenak) oh ya aku kesana bentar lagi.

Elika : siapa, Yang?

Marcell : Mama yang, harus pulang ada urusan mendadak, gakpapa kan aku tinggal?

Elika : Gak papa kok, kan udah ada Sam ama Edith (tersenyum paksa)

Marcell : Ya udah (mengusap rambut Elika) aku pergi dulu yah yang, i love you (mencium kening Elika)

Elika : Love you too (tersenyum tipis)

Sam : (menghentakkan kaki)

Edith : Awwww !!! (mengelus ujung sepatunya)

Elika : Napa lo dith? (menoleh ke arah Edith)

Edith : (menegok kea rah Sam) gak apa-apa kok

Sam : (melengos)

Edith : Girls, ikut gua yuk?

Elika : (bersedekap) kemana?

Edith : toko boneka, gua mau beli bonek abuat seseorang, yuuk (menggandeng Elika dan Sam)

Sam : Tapi gak usah pake gandeng kali (melirik ke tangan Edith)

Edith : Hehe (ngekek) maaf deh, refleks. Maaf deh cantik (tersenyum merayu)

Sam : (berjalan keluar game center meninggalakn Edith dan menarik lengan Elika)

Di toko boneka

Edith : (memegang teddy bear besar) kalo ini gimana? Cewek pasti suka kan?

Elika : (memandang ke arah Sam)

Sam : Gak ada pilihan laen dith?

Edith : Bagus kan? (memainkan kepala boneka)

Sam : Iya sih (melirik khawatir ke arah Elika)

Elika : (menghela nafas dan mengangguk ke arah Sam) iya dith, bagus kok, cewek pasti suka.

Sam : (menghela nafas)

SCENE 8

Setting menggambarkan sebuah kafe, terlihat Elika dan Sam sedang menikmati makanan.

Sam : Nape lu ngelamun mulu?

Elika : Lo inget tadi gak waktu di toko boneka?

Sam : Hemm

Elika : Lo nyadar gak sih? Semua kaya ngingetin gua ama Gravia, semua seolah Edith pengen ngorek luka gua ma Gravia. (menyeruput mocca float)

Sam : Menurut gua itu Cuma kebetulan.

Elika : Dua kali, Sam. Dua kali. (menggelengkan kepal)

Sam : Wajar kan kalo cowok mikir kebanyakan cewek suka teddy bear? Sadar lo, El. Lo gak perlu inget-onget si brengsek Gravia itu.

Elika : Mungkin emang Cuma kebetulan.

SCENE 9

Sam datang menghampiri Elika yang sedang duduk di pojok kantin sekolah dan membawakan sebotol teh.

Sam ; 9menyodorkan botol kepada Elika) Nih.

Elika : Makasi, Sam. (mengambil botol tehnya dan meminumnya)

Sam : Tadi pagi gua ketemu sam Edith.

Elika : Dimana?

Sam : Depan ruko Penti.

Elika : Ciee, jatuh cinte juge lo ma tuh anak (menyemnggol bahu Sam)

Sam : Najis deh ma Edith (memegangi perut seolah-olah ingin muntah)

Elika : Terus?

Sam : Dia nyuruh gua buat nyampein undangan ke lo buat karaikean ma dia.

Elika : Gua boleh ajak Marcell?

Sam : Maybe (mengangkat bahu)

SCENE 10

Di loby karaoke. Elika datang bersama Marcell dan datang menghampiri Edith dan Sam.

Elika : Cieeee yang PeDeKaTe (menepuk pundak Sam)

Sam : (melotot ke arah Elika) Elika !

Elika: Ih gua takut (pura-pura menjauh dari Sam)

Marcell; Bisa jatuh cinta juga lo Sam? Hahahaha (tertawa keras) akhirnya jatuh cinta juga lo.

Edith : Sam? (menengok ke arah Sam)

Sam : Gak dith, swear! Gua dah sayang ma orang laen, bukan lo.

Elika : Iyaa, bukan Edith, tapi Jakeh.

Sam : (mengangkat alis tanda tak mengerti)

Marcell: Siapa Jekeh ?

Edith : rese lo, El ! (cemberut)

Elika : Iyaa, masa kalian gak tau? (menengok ke arah Sam lalu Marcell)

Sam : Nope (menggeleng)

Elika : Ya jelas lah Faustedith Jakeh Saputra alias itu tuh (melirik ke arah Edith)

Marcell dan Sam melongo.

Edith : Napa tengok-tengok? (sewot) gerah nih gua jadinya (menyopot jaketnya)

Elika : (terkejut dan melirik ke arah Sam)

Marcell: Kenapa, Yang? Aneh gitu mukanya liat Edith buka jaket, perasaan gantengan gua deh daripada Edith (senyum konyol ke arah Elika)

Elika : (melirik lagi ke arah Sam)

Edith : (merapikan kaosnya yang berwaena kuning cerah bergambar kartun Popoyo) nape? Gua ganteng ya (terkekeh)

Sam : Najis lo dith! (merangkul Elika yang masih membisu dan mengajaknya masuk ruang karaoke)

SCENE 11

Di kamar Elika selesai karaoke.

Elika : (menghampiri Sam dan menyodorkan segelas kopi)

Sam : Thank.

Elika : Lo tau apa yang gua pikirin sekarang? (liriknya sekilas ke arah Sam)

Sam : gak.

Elika : Kaosnya Edith.

Sam : (memutar bola mata dan beranjak duduk mendekat ke Elika) kenapa kaosnya?

Elika : Lo inget-inget deh.

Sam : Inget gimana dong kalo gua gak tau cluenya.

Elika : Kaos yang dipake Edith, Sam. Masa lo gak inget sama sekali?

Sam : (berfikir)

Elika : Lo inget0inget deh)

Sam : Oh! (melotot)

Elika : huuuuuuuuuuft . . (menghela nafas)

Sam : Pabrik gak ngeluarin Cuma satu produk Elika sayaaaang, ini Cuma kebetulan. Trust me. (mengusap kepala Elika)

Elika : I hope (memeluk Sam dan menagis)

SCENE 12

Di depan kelas setelah pulang sekolah.

Sam : mau pulang bareng gua apa dijemput sama Marcell?

Elika : Gua bawa mobil kok hari ini, gua mau ngasih kejutan buat Marcell, hari ini ultah dia.

Sam : Kejutan apa ? (mengangkat alis)

Elika : taaaraaaaa !!!! (mengeluarkan sebuah kotak dari tasnya)

Sam : Apa tuh, El ?

Elika : (dibukanya kotak itu) kue tart bikinan gua (mencium bau kue tart itu) hmmm, haruuum kan.

Sam : Buat gua aja deh (hendak mencoleh krim kue tartnya)

Elika : (menangkis tangan Sam) enak aja, kalo mau di rumah masi ada, tapi ini special dong buat Marcell (menutup kembali kotaknya) ya udah, gua ccabut sekarang yah. Bye (pergi dan melambai ke arah Sam)

SCENE 13

Elika sampai di sebuah sekolah swasta khusus laki-laki, SMA Boy Satu. Elika menghampiri pos satpam.

Elika : Siang, Pak!

Satpam : Eh si Eneng, lama gak ke sini neng, nyari mas Marcell ya?

Elika : iyaa nih, Pak. Marcell dah keluar belom ya?

Satpam : Belom, Neng. Tunggu aja, bentar lagi keluar. (mengambilkan kursi untuk duduk Elika)

Elika : Makasi, Pak.

30 menit kemudian.

Satpam : nah itu neng mas Marcell (menunjuk ke parkiran)

Elika : oh iya, ya udah aku samperin. Makasih, Pak. (beranjak menghampiri Marcell di dalam mobilnya)

Setelah sampai tepat di depan mobil Marcell dan siap memberi kejutan untuk Marcell, kali ini justru Elika yang dikejutkan oleh Marcell. Elika melihat Marcell sedang berciuman mesra dengan seorang teman laki-lakinya. Elika yang sedari tadi memegang kotak rotinya lalu dengan tak sengaja menjatuhkannya. Marcell menyadari kehadrian Elika, elika termenung dan air matanya tak bisa dibendung lagi.

Marcell: (keluar dari mobil menghampiri Elika) Yang, dengerin penjelasan aku dulu.

Elika : Aku gak butuh penjelasan kamu! Kejadian tadi udah cukuo buat jelasin semuanya!

Marcell: (memegang erat tangan Elika) semua gak seperti yang kamu lihat sayang.

Elika : (melepaskan genggamnan Marcell) Gak seperti giman kamu bilang? Bahkan aku liat perbuatan kotor kamu itu dengan mata telanjangku? Kamu pikir hubungan kita selama ini apa? (Elika menatap tajam mata Marcell)

Marcell: (menatap mata Elika) aku sayang kamu Elika.

Elika : Bullshit! Aku kecewa sama kamu (semakin menangis menjadi-jadi) aku benci sama kamu! Mulai sekarang kita putus!

Marcell: Elika, jangan gini dong.

Elika : (bergegas meninggalkan Marcell)

Marcell: (mengejar Elika dan memegang erat tangan Elika) Elika! Kasih aku waktu buat jelasin semuanya!

Elika : (berusaha melepaskan pegangan Marcell yang sangat erat) Marcell! Lepasin!

Marcell pun melepaskan pegangannya, Elika berlari menuju mobilnya, Marcell mengernya hingga mobil Elika sudah berjalan menjauhi Sekolah. Saat kembali ke sekolah, semua mata tertuju pada Marcell.

Marcell: (melotot) apa liat-liat?!!

SCENE 14

Terlihat Elika, Sam, dan Edith di pinggir kolam renang dan sebuah meja kotak yang di atasnya terdapat sebuah roti tart.

Sam dan Edith : Happy birthday Elika ! Happy birthday Elika ! Happy birthday ! Happy birthday ! Happy birthday Elika !

Sam : (memeluk Elika danmencium pipinya) happy birthday sayaaang.

Elika : Iyaa, makasih Sam (Elika tersenyum tipis0

Edith : Happy birthday yah, El. Wish you all the best. (memeluk Elika)

Elika : Makasih, Dith.

Edith : Marcell mana?

Elika : Gua mohon jangan dibahas ya? Kita have fun aja, ok> (tersenyum lebar)

Edith : Okelah kalu beg beg begitu. Nih gua punya bingkisan kecil buat lo.

Sam : Buka doong!

Elika : Boleh? (menoleh ke arah Edith)

Edith : (absolutely yes. (mengangguk)

Elika mabuka bingkisan dari Edith itu dibantu oleh Sam. Bingkisan itu ternyata sebuah Waker clock berbentuk Keropi. Elika dan Sam saling pandang.

Edith : Gak terlalu mahal sih, tapi gua pikir lo suka (Edith mendekati Sam dan Elika lalu merangkulnya)

Elika : (membisu dan meneteskan air mata)

Sam : Dith, gua mau bicara ma lo (digandengnya Edith menuju taman samping rumah)

Edith : Kenapa sih Sam?

Sam : Maksut lo apa? (melotot)

Edith : Maksut apa? (pura-pura tidak mengerti)

Sam : Gak usah muna deh Lo! Lo siapa?! Ada hubungan apa lo ma Gravia! (melotot dan mendorong Edith)

Edith : Bukan urusan lo! Kalo lo pengen kejelasan, suruh Elika dateng ke rumah Gravia besok sore jam 04.00

Sam : ok (berjalan meninggalkan Edith)

SCENE 15

Sam dan Elika tiba di depan disebuah rumah yang megah di kawasa Real Estate.

Sam : Turun gih, lo pasti bisa (meremas bahu Elika)

Elika : gua butuh lo....

Sam : (menutup mulut Elika dengan jari tangan) Lo pasti bisa, temuin Gravia, kalo udah lo bisa telpon gua.

Elika : Iyaa (keluar mobil dan masuk ke dalam rumah.

Elika berjalan menuju pintu gerbang rumah yang besarnya melebihi rumahnya itu. Ditemuinya satpam rumah itu.

Elika : Gravia ada, Pak?

Satpam: Ini Non Elika ya?

Elika : (mengangguk) iya.

Satpam: Silahkan masuk, Non.

Elika memasuki rmah itu dan berjalan pasti melewati halamannya yang sangat luas itu. Keringatnya menetes perlahan makin deras, entah karena lelah atau gugup. Di ujung halaman itu ada sebuah tanggamemutar ke arah sebuah teras atas yang akan menyambungkan ke ruang tamu rumah itu. Elika masih hafal benar letaknya. Dipencetnya bel di rumah itu, seorang wanita tua membukanya.

Wanita yua : Non Elika?

Elika : Iya.

Wanita tua: Mari masuk, Non.

Elika memasuki ruang itu, dan duduk di sofa vesar yang dulu sering didudukinnya. Seorang laki-laki datang dari sudut ruangan yang sanagt luas itu, Edith, pikir Elika.

Edith : Hai, El. (duduk mendekati Elika)

Elika : Edith?

Edith : Iyaa, gua Faustedith Jakeh SAPUTRA (memberi tekanan pada kata Saputra) Lo pasti masih inget nama itu.

Elika : Gravia. . . (lirih)

Edith : (tersenyum tipis) ikut gua.

Elika : (berjalan mengikuti Edith)

Mereka sampai di depan sebuah pintu, Edith membukanya, ruangan itu sangat luas dengan double bed di tengah ruangan, dengan satu rak yang di atasnya berjajar banyak pigura. Edith mengajak Elika melihatnya. Sepasang kekasih yang terlihat sangat bahagia.

Edith : Lo inget?

SCENE 16

9 bulan yang lalu.

Di sebuah Malam Keakraban gabungan antara sekolah-sekolah swasta khusus. Seorang MC sedang berkobar-kobar di atas panggung.

MC : Gimana nih? Seru gak acaranya?

Tamu: Huuuuuuuuuu!!!

MC : Nah, di sini bakal ada beberapa cowok dari Betu dan Beda yang katanya mau ngajak cewek-cewek dari Nina Satu sama Nina Dua dansa. Yang dipanggil harap maju ke ballroom, ini wajib dari panitia. Ok, sekarang gua bacain per couple. Anit-Dira, Nita-Yogi, Neisha-Reza, Graiva-Elika, Peter-amanda, ....

Sam : El, elo tuh! (mengguncang bahu Elika)

Elika : Iya gua juga denger, duh, gimana dong? Lo tau gua gak pinter dansa.

Sam : Tapi ini ketentuan dari panitia, El. Gih sono,

Elika berjalan menuju ballroom dan menemui Gravia yang telah siap.

Gravia: Elika?

Elika : (tersipu) iyaa.

Gravia: Gua Gravia, Wanna dance with me? (mengulurkan tangan kepada Elika)

Elika : Yaa (menyambut tangn Gravia dan berdansa)

Gravia: Relax, El. Gua gak gigit lo lagi, jangan diinjek lagi yah kaki gua (tersenyum manis)

Elika : Maaf, Kak.

SCENE 17

Disebuah Mall.

Gravia: keluar yok, (menggandeng tangan Elika keluar dari game center)

Elika : Iyaa.

Gravia: (berhenti berjalan dan menghadap Elika) tunggu sini deh.

Elika : Kenapa?

Gravia: Tunggu aja.

15 menit kemudian

Gravia : (memeluk Elika dari belakang)

Elika : Ya ampun, lucu banget! (mencubit gemas boneka teddy bear super besar yang dibawa Gravia)

Gravia: Buat Elika (menyodorkan boneka)

Elika : Bener, Kak?

Gravia: Iyaa sayaaang.

Elika : (mengambil boneka dan memeluk Gravia sekaligus teddy bear barunya)

Gravia: Mau gak jadi pacar Gua?

Elika : Apa ?

Gravia: Mau gak jadian ma gua?

Elika : Gak...

Gravia: yaah (menunduk)

Elika : Dengerin dulu (mengangkat dagu Gravia) Gak nolak maksutnya (melet)

Gravia: Yang bener nih? (heran)

Elika : Iyaaaaaaaaaaa (tersenyum)

SCENE 18

Di samping sebuah kolam renang di rumah Gravia.

Gravia: Happy birthday sayaaang!!

Elika : Iyaa, makasih sayang (memeluk Gravia)

Gravia: Nih buat kamu (menyodorkan bingkisan)

Elika : Apa ini?

Gravia: Buka aja.

Elika : (membuka bingkisan) waker clock keropi, wah!! Makasih sayaang.

Gravia: sama-sama sayang (memeluk Elika)

SCENE 19

Di sebuah taman bermain anak-anak.

Elika : Yang, naek kereta itu yuuk?

Gravia: Gak ah, kaya anak kecil aja.

Elika : Ayoolaah (bergelendot di lengan Gravia)

Gravia: (menggeleng) nope.

Elika : ayolah, sekali-kali yang.

Gravia: Gak ah, itu buat anak kecil.

Elika : Ya udah aku naek sendiri aja, tunggu sini yah. (beranjak pergi)

Gravia: Gak (terlihat serius dan memegang erat tangan Elika agar tidak beranjak) udah deh, katanya laper.

Elika : Ya udah deh (lesu)

Di sebuah restoran di dekat taman, Elika dan Gravia makan bersama.

Elika : Sayang? Sayang sakit? Kok mimisan?

Gravia: Gak kok. Mungkin kecapekan aja.

Elika : (mengambil tissue di tas) makanya kalo basket gak usah ngoyo (mengellap hidung Gravia)

Gravia: Iyaa, aku gakpapa (memegang tangan Elika dan menariknya agar berhentimengelap) makasih sayang (mengecup kening Elika)

Elika : Udah ah, pulang sekarang, sayang butuh istirahat, sini bisar aku yang nyetir (mneggandeng Gravia keluar restoran)

SCENE 20

Pagi-pagi Elika membawa sebuah kue tarat dengan lilin berbentuk angka 17 memasuki ruang kelas Gravia.

Elika : Happy birthday Agatha Gravia Saputra (menghampiri Gravia)

Gravia: Waah, (speechless)

Elika : Happy birthday sayang (menyodorkan kue di depan wajah Gravia) tiup dong lilinnya)

Gravia: (hendak meniup lilin)

Elika : menjauhkan kue dari Gravia) eits, make a wish dulu.

Gravia: (Gravia berharap untuk diberi kesempatan untuk bersama Elika lebih lama) Udah.

Elika : (menyodorkan kue)

Gravia: (meniup lilin)

Elika : (menyodorkan bingkisan) ini buat sayang (mencium pipi Gravia)

Gravia: Apa ini?

Elika : Buka aja sayang.

Gravia: (membuka bingkisan) ya ampun, kaos kuning gambar Popoyo? Sayang, kamu tau aku gak suka. . .

Elika : (menutup mulut Gravia dengan jari) aku tau sayang, tapi aku yakin, suatu saat kamu bakal pake kaos itu, entah kapan.

Gravia: Iyaa, makasi sayang (memeluk Elika)

SCENE 21

Di kamar Gravia, Elika masih berdiri terpaku di depan kumpulan pigura yang menjajarkan fotonya dengan Gravia.

Edith : Lo inget?

Elika : Gua . . .

SCENE 22

Elika datang berlari memasuki kamar Sam dan memeluknya.

Elika : Sam, akhir-akhir ini Gravia gak masuk sekolah, udah seminggu, rumahnya tutup gak ada orang, HP nya gak aktif.

Sam : Lo dah coba hubungin pihak sekolah dia kenapa gak masuk?

Elika : (menangis) udah, tapi mereka gak ada yang tau keman aGravia pergi, Cuma ada surat ijin 3 hari, tapi nyatanya dia gak masuk satu minggu.

Sam : Uda coba hubungin emailnya?

Elika : No reply (menggeleng pasrah)

SCENE 23

Di kamar Gravia, Edith mengguncang tubuh Elika.

Edith : Lo inget?!

Elika : Iyaa, gua inget, dia yang bikin gua sakit hati selama ini, yang bikin gua trauma buat ngerasain rasa sayang, yang udah ninggalin gua tanpa alasan yang jelas.

Edith : Sini ikut gua (menarik lengan Elika)

SCENE 24

Di sebuah pemakamn, Edhit mengajak Elika menuju sebuah Makam yang masih baru.

Edith : Buka mata lo! Buka hati lo!

Elika : (tersentak melihat nisan itu bertuliskan Agatha Gravia Saputra)

Edith : Dia kaka gua, yang ninggalin lo karena dia sayang sama lo! (menyentak Elika) yang harus ninggalin lo karena dia gak mau lo ngerasain kehilangan, yang rela bolos terapi buat jalan ke taman kanak-kanak bareng lo, yang rela ngelakuin segalanya buat lo, yang rela pake baju norak popoyo lo, di kaka gua yang harus menderita selama terapi di singapura, yang selalu nyebuat nama lo di bangun dan tidurnya, Cuma lo, dan dia kakak gua yang ninggalin gua juga lo karena kanker otak (menangis)

Elika : (menangis histeris dan jatuh bersimpuh di makam Gravia) GRAVIA !!!!

SCENE 25

Di rumah Sam satu hari setelah kejadian di pemakaman.

Elika : Sam, kenapa guia selalu sial sama kehidupan percintaan gua sama cowok? Gua dosa apa? Apa Tuhan hukum gua? (duduk bersandar dan memandang jauh)

Sam : (membawakan Elika secangkir cokelat hangat) ini bisa nenangin lo.

Elika : Kenapa Gravia gak pernah ngasih penjelasan ke hua, Sam? Gua juga pasti bisa support dia buat terapi, buat keluar dari jeruji penyakitnya itu (diambilnya cokelat itu dan diminum, masih memandang jauh)

Sam : Gravia punya alesan.

Elika : Iyaa, kalo Marcell? Apa, Sam?

Sam : Itulah Marcell (bingung)

Elika : (measih memandang jauh kedepan) gimana dengan Tyo yang dulu juga ninggalin aku, apa aku sebegitu gak sempurna? Sebegitu buruk hingga mereka semua meningggalkanku? (menoleh ke Sam) apa gak ada lagi orang yang menyayangiku selain keluargaku? Aku ingin jadi kamu, Sam. Cewek yang apa adanya tanpa ada masalah dengan percintaanmu.

Sam : (terdiam)

Saat itu juga Sam sangat ingin mengatakan, ”ANDAI KAMU TAHU ELIKA, BUKAN KARENA KAMU PIKIR AKU TAK PUNYA MASALAH DENGAN PERCINTAANKU, TAPI KARENA KAMU ADALAH MASALAHKU, BAHWA KAMU YANG TAK AKAN PERNAHMENYADARI, AKU MENCINTAIMU, BUKAN SEBAGAI SAHABAT ATAU SAUDARA PEREMPUANMU, TAPI CINTA, CINTA YANG HARUSNYA KUBERIKAN UNTUK SUAMIKU, TAPI ITU JATUH PADAMU tapi kata-kata itu seakan tersekat di tenggorokan Sam, Eldreda samantha Subrata.